Makalah Infeksi Menular (IMS) Pada Ibu Hamil
Penyakit Kelamin (veneral disease) sudah lama
dikenal di Indonesia. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan istilah tersebut
sudah tidak digunakan lagi dan dirubah menjadi Sexually Transmitted Disease
(STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS). Sejak tahun 1998, istilah STD
berubah menjadi Sexually Transmitted Infection (STI) agar dapat menjangkau
penderita asimptomatik (Daili et al., 2011). Infeksi menular seksual adalah
infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan
seksual (Gross & Tyring, 2011). Meskipun demikian tidak berarti bahwa
semuanya harus melalui hubungan kelamin, tetapi beberapa ada juga yang
ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat kesehatan, handuk, termometer dan
sebagainya. Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan kepada bayi dalam
kandungan (Djuanda, 2011). Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat
lebih dari 15 juta
kasus PMS dilaporkan per tahun. Beberapa
PMS dapat
berlanjut pada berbagai
kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP),
kanker serviks dan berbagai komplikasi
kehamilan.
Menurut WHO (2014), terdapat lebih
kurang 30 jenis mikroba yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan pada ibu hamil adalah infeksi gonorrhoeae,
chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan hepatitis B. Para peneliti mendapati bahwa
infeksi kelamin terkait dengan risiko keguguran pada trimester pertama dan
kedua. Selain itu, infeksi kelamin yang menyebar secara hematogen dan masuk ke
sirkulasi janin akan menimbulkan kecacatan, terhambatnya pertumbuhan, hingga
janin mati dalam kandungan. Untuk itu wanita hamil disarankan untuk melakukan
skrining dan penanganan sedini mungkin sejak wal kehamilan sehingga dapat
mengurangi resiko kehamilannya. Perhatian lainnya ditujukan kepada pengobatan
penyakit, dimana pemilihan obat yang aman bagi ibu dan janin harus
diperhatikan, namun efektifitasnya terhadap penyakit cukup baik.
Data WHO tahun 2014 menyebutkan ada
lebih dari 340 juta kasus baru dari IMS yang terjadi setiap tahunnya pada
laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini
tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia
Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan
Karibean. Jutaan IMS oleh virus juga terjadi setiap tahunnya diantaranya adalah
HIV, virus Herpes, human papilloma virus, dan virus hepatitis B. Wanita yang
menderita infeksi chlamydia di Amerika jumlahnya 3 kali lebih tinggi dari
laki-laki. Dari seluruh wanita yang menderita infeksi chlamydia, golongan umur
yang memberikan kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun. Di Indonesia
sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual ini.
Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi menunjukkan prevalensi infeksi
gonorrhoeae dan chlamydia yang tinggi, yaitu sekitar 20%-35%.
Makalah Infeksi Menular Pada Ibu Hamil |
Prevelensi IMS dinegara sedang
berkembang jauh lebih tinggi dibanding dengan di negara maju. Pada perempuan
hamil di negara berkembang, angka kejadian gonore 10-15 kali lebih tinggi,
infeksi klamidia 2–3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10–100 kali lebih tinggi
jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada perempuan hamil di negara
industri. Prevalensi sifilis pada perempuan hamil dinegara maju hanya sebesar
0,03–0,3 %, tetapi di negara Afrika Sub-Sahara, sebagian besar Amerika Latin,
dan Fiji, sifilis didapatkan pada 3–22% perempuan hamil.
Secara gender perempuan memiliki resiko
tinggi terhadap penyakit yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, juga
terhadap penyakit kronik dan infeksi. Selama masa kehamilan, perempuan
mengalami berbagai perubahan, yang secara alamiah sebenarnya diperlukan untuk
kelangsungan hidup janin dalam kandungannya. Namun, ternyata berbagai perubahan
tersebut dapat mengubah kerentanan dan juga mempermudah terjadinya infeksi
selama kehamilan. Berdasarkan masalah tersebut maka kami ingin memahami dan
mempelajari lebih lanjut kajian tentang Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
serta Asuhan Keperawatannya.
0 comments:
Post a Comment